Pertanyakan Nabi Isa hingga Nazar Masuk Islam, Ini Perjalanan Mualaf Samanta Adik Darius Sinathrya

13 hours ago 5

Samanta Elsener Pertanyakan Nabi Isa hingga Nazar Masuk Islam, Ini Perjalanan Mualaf Samanta Adik Darius Sinathrya/Foto: instagram.com/samanta.elsener

Jakarta, Insertlive -

Samanta Elsener, adik Darius Sinathrya diketahui memiliki keyakinan yang berbeda dengan sang kakak.

Samanta yang berprofesi sebagai psikolog sekaligus penulis itu sudah mualaf sejak kuliah. Melalui sebuah wawancara dengan Ngaji Roso, Samanta mengaku dirinya mulai tertarik dengan Islam ketika duduk di bangku SMA.

SMA aku tidak sekolah di sekolah Katolik lagi, aku di sekolah negeri. Papaku maunya biar aku belajar kehidupan," kata Samanta.


"Di SMA itu ada masjid gitu, aku suka ikut temanku. Mereka salat aku tiduran 'Kok masjid adem ya'. Sampai aku kuliah, aku kos dekat kampus. Saat aku bolak-balik kos ke kampus, aku ngelewatin masjid kecil ini. Dia memanggil," lanjut Samanta.

Selain tertarik dengan Islam saat SMA, Samanta sejak SMP juga sudah mempertanyakan ajaran agamanya terdahulu, yakni Katolik.

Dia sempat mempertanyakan mengapa Nabi Isa disebut Tuhan Yesus atau mengapa ada patung Bunda Maria ketika dalam Alkitab dilarang menyembah berhala.

Namun ketika mempertanyakan itu ke guru agamanya, tidak ada jawaban yang memuaskan bagi Samanta.

"Dulu pas SMP aku pernah tanya ke guru agamaku 'Katanya Yesus itu nabi, tapi kenapa dipanggil Tuhan Yesus?'. Dimarahi sama guru agama 'Kamu nggak punya iman'," terangnya.


Beberapa waktu sebelum akhirnya memutuskan mualaf ketika kuliah, Samanta mengakui bahwa dia mempelajari agama-agama lain, termasuk Hindu dan Budha. Namun, agama yang paling membuatnya tenang adalah Islam.

Ibu satu orang anak ini pun mulai mempelajari Islam dengan membeli buku tuntutan salat dan melakukan gerakan salat setiap malam. Samanta lalu makin yakin untuk memeluk Islam setelah nazarnya kepada Tuhan dikabulkan.

"Aku belajar Buddha, Hindu, Protestan, ya baca-baca aja mereka tata caranya gimana. Salah satu temanku bilang 'Manta coba kamu ketika sendirian paling nyaman gimana'. Nah, Islam ini yang terakhir," kenangnya.

"Aku nazarnya tidak mendoakan diriku, tapi orang lain dan itu tercapai. Nazarnya itu dikabulkan sama Allah berarti ya udah berarti ini jalannya. Jadi ya udah deh (mualaf)," jelasnya.

Namun, perjalanan mualaf Samanta tak mulus. Dia mengaku mendapat tentangan hingga dimusuhi teman-teman.

Samanta mengerti, keputusannya kala itu sulit diterima lantaran dia lahir dari keluarga Katolik taat dan sempat aktif di gereja.

"Setiap malam itu kami berdoa kayak ada kapel kecil dan aku selalu dipelukin sama papaku. Aku aktif di gereja, jadi putra putri altar, aktif dengan kegiatan gereja juga, jadi pasti orang akan sangat terkaget-kaget saat aku pindah. Aku memahami sekali," tuturnya.

(dia/dia)

Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

Loading Loading

BACA JUGA

detikNetwork

Read Entire Article
Gossip